Senin, 15 Oktober 2012

Takdir

Kelulusan, hal yang sangat dinanti, ya begitupun dengan Nadya, gadis cantik dan cerdas. Ia berhasil menjadi posisi nomor dua terbaik di sekolahnya, dan yang berhasil menjadi posisi yang pertama adalah Dirga, yang tidak lain kekasih Nadya. Mereka memang pasangan yang unik, sering berantem hanya karna salah satu diantara mereka dapet nilai yang jelek. Alhasil uring-uringan sendiri, tapi itu bikin mereka gak pernah males buat belajar. Pikirannya, gengsi dong kalah sama pacar sendiri.

Setelah lulus SMP, Nadya sukses masuk SMA yang ia impikan, masih dalam satu kota yang sama dengan SMP-nya. Sedangkan Dirga, ia mendapat beasiswa dari sekolah yang ada di luar kota, otomatis mereka harus ada di tempat yang gak deket lagi. Sebagai dua insan yang bisa dibilang 'cinta monyet' mereka mencoba untuk tetap menjaga hubungan yang telah mereka jalani satu tahun.

"Ga, kamu baik-baik ya disana." Ucap Nadya
"Tenang aja, saya bisa jaga diri ko." Jawab Dirga sambil mengelus rambut Nadya
"Oke, deh. Eh iya, liat deh ya, gak ada kamu, aku disini bisa jadi juara satu terus." Celoteh Nadya, menghindari ekspresi sedihnya di depan Dirga.
"Yakin? awas aja ya kalau ulangan harian aja diremedial. hehe" goda Dirga.
"Yakin dong, doain makanya." ucap Nadya kesal.
"Iya deh iya maaf.." jawab Dirga.

Tiba saatnya untuk mereka berpisah, dua tahun ternyata bukan waktu yang sulit untuk mempertahakankan hubungan mereka. Komunikasi diantara mereka tetap terjaga, satu bulan sekali mereka menyempatkan diri untuk bertemu. Dan tidak jarang juga mereka dipertemukan dalam suatu perlombaan, hasilnya...kadang Nadya yang menang, tapi tidak jarang juga Dirga yang juara. Kisah yang indah bukan?
Hingga akhirnya, mereka sampai pada titik dimana mereka mulai jenuh, komunikasi pun mulai terabaikan, Nadya yang manja jadi lebih sering mengeluh dan marah-marah ke Dirga.


"Kamu kemana sih? Dua hari gak ngasih kabar, udah gak butuh?"  sms Nadya ke Dirga
"Apa sih Nad? sensi amat, saya sibuk."  balasan dari Dirga, ya 30 menit setelah Nadya mengirim sms.
"Sesibuk apa sih Ga? sampe bales sms aku aja lama banget kaya gini, dan balesnya cuman kaya gitu :( " balas Nadya
"Ya sibuk, kamu juga kelas 12 kan? kamu tau kan gimana kegiatan kelas 12? Nadya, kita sama-sama udah makin dewasa, jadi please, jangan kaya anak kecil gini. saya gak suka." 

Membaca balasan Dirga, Nadya semakin galau, pikiran negatif mulai hadir dalam benaknya, ya pacar baru, apa mungkin Dirga sejahat itu? Dengan emosi, Nadya membalas sms Dirga.

"Oh, jadi kamu gak suka? ada yang lain yang kamu suka? Bilang Ga, bilang. Aku cape!!!!"
"terserah kamu mau nuduh saya kaya gimana juga." jawab Dirga ketus.

Semenjak pertengkaran itu, Nadya jadi sering uring-uringan sendiri. Ia tidak tau apa yang terjadi dengan kekasihnya. Yang ia tau, Dirga berubah, ya semenjak mereka mulai masuk ke semsester dua kelas 12. Tidak ada kata putus yang mereka ucapkan, Nadya terlalu sayang, dan Dirga? ia jadi lebih jarang memberi kabar.

Kelulusan pun akhirnya datang lagi, kali ini kisahnya berbeda tapi sama. Nadya menjadi juara umum, dan Dirga pun begitu. Nadya dan Dirga sama-sama masuk ke perguruan tinggi yang mereka idamkan. Paris, ya mereka bertemu disana.

Di sebuah taman.
"Ga, kamu seneng gak kita ketemu lagi?" 
"Seneng ko Nad, kenapa?"
"Gak apa-apa. Eh, tunggu. Coba liat aku, ko kamu jadi beda ya?"
"Beda apanya sih? Tambah ganteng? emang :) "
"Idih, malah kepedean. Gak tau, pokonya beda aja"
"Huuu, ada-ada aja."

Untuk beberapa saat, keadaan hening. Hingga Dirga mulai berbicara.

"Nad...kamu masih sayang saya?"
"Masih laaaaaah, ko nanya gitu?Kenapa? Kamu udah bosen?" Tanya Nadya parno.
"Engga ko, saya juga masih sayang kamu." Jawab Dirga sambil tersenyum.
"Nad, kamu percaya sama takdir kan?" tanya Dirga lagi.
"Ih ko aneh sih nanyanya, ya percaya. Kamu kan pernah bilang, kalau kita bareng-bareng dan kita berpisah itu udah ada yang ngatur. Jadi, kalau suatu hai nanti kita harus putus, itu juga udah diatur kan? Terus kamu bilang, kalau saat itu tiba, aku gak boleh sedih? soalnya ya itu udah jalannya. Iya kan?" Jawab Nadya panjang lebar.
"Iya, iya"  Dirga hanya tersenyum.
"Kamu mau ninggalin aku ya?"  tanya Nadya mulai kebingungan.
"Udah, jangan dibahas ya." jawab Dirga mengalihkan pembicaraan.

Sikap aneh Dirga semakin menjadi, Nadya lagi-lagi mulai sering kehilangan Dirga, meskipun mereka ada di satu kampus. Hingga akhirnya Nadya mendapat telfon dari seorang perempuan.

"Halo, ini Nadya ya?"
"Iya, maaf ini siapa ya?"
"Nadya, aku sheila, pacar barunya Dirga, maaf bukan Dirga yang kasih tau langsung ke kamu. Dia sibuk, besok dia mulai pindah ke Indonesia, ada hal yang harus dia urus disini. Maaf ya Nadya, aku tau dia pacar kamu, tapi gimana? Dirga bilang dia jenuh sama kamu, jadi ya aku terima aja, toh komunikasi diantara kalian udah gak seharmonis dulu kan?"

Belum sempat Nadya bertanya, perempuan itu kembali berbicara.
"Sekarang kamu tau kan apa alasan Dirga berubah? Jadi ya udah cari pacar baru aja ya, sekali lagi maaf. Oh iya, tenang aja, aku bakal jaga Dirga dengan baik ko. Satu lagi, jangan hubungin Dirga lagi ya. Thanks"

Telfon pun terputus, Nadya sangat kaget, saat itu juga ia coba hubungi Dirga, namun tak ada jawaban. Saat Nadya lihat akun twitter dan facebook Dirga, ternyata ada nama perempuan itu disana, Nadya semakin kebingungan.

Sehari, seminggu, sebulan, hingga enam bulan ia kehilangan Dirga. Dalam hari-harinya, ia tak jera untuk tetap coba menghungi Dirga. Apa kamu sejahat ini Ga? Apa ini yang namanya takdir? apa perempuan itu bener-bener pacar baru kamu? Sampe kamu tega ninggalin kuliah disini buat dia? Kamu dimana Ga? Kasih aku kejelasan. batin Nadya.

Liburan pun datang, Nadya pulang ke Indonesia. Ia mulai ingin melupakan Dirga, namun hatinya tetap merasa ada yang belum selesai disini. Nadya coba datang kerumah Dirga, namun usahanya nihil, kata pembantunya, Dirga sedang tidak ada dirumah.

Saat Nadya mulai lelah mencari Dirga, Nadya mendapatkan sms dari Sheila.
Nadya, apa kabar? gak kerasa ya? enam bulan yang lalu aku telfon kamu, tapi masih aja kamu nyari tau tentang Dirga. Kangen ya? Suatu saat nanti, aku janji ko bakalan jelasin semua ini ke kamu. Yang penting sekarang, jangan ganggu pacar aku, aku mohon.

Nadya hanya terdiam, kali ini ia tak kuasa menahan air matanya, ya...siapa yang tidak sakit hati? Dirga, kekasih yang sudah hampir lima tahun bersamanya, kini tiba-tiba menghilang dan ia mendapatkan kabar dari seorang Sheila yang berkata bahwa ia kekasih barunya Dirga.

Nadya putus asa, ia mulai benci dengan apa yang ia rasa. Ia mulai benci Dirga dan kenangan yang mereka buat. Nadya mulai ingin pergi dari semua tentang Dirga. Ya, benci, ujung dari rasa yang ia jaga selama ini, ujung dari hati yang ia beri untuk Dirga selama ini.

Dua bulan tidak terasa telah Nadya lewatkan di Indonesia, satu minggu terakhir ini, Nadya mendapatkan bunga mawar merah. Entah dari siapa. Hingga tiba dimana Nadya ulang tahun, ia mendapat pesan berupa video dan voicenote, dan saat ia buka, itu adalah Dirga. Awalnya, Nadya tidak ingin melihatnya, namun hatinya memilih untuk tetap melihatnya.

Dalam video itu, Dirga memperlihatkan lukisan wajah Nadya yang cantik, lukisan itu Dirga buat sendiri, karna ia memang pandai melukis. Dirga juga memperlihatkan kepingan kenangan tentang ia dan Nadya, mulai dari tiket nonton, hadiah ulang tahun dari Nadya, hadiah kelulusan dan hal lain tentang mereka masih tersimpan rapi dalam satu kotak yang ukurannya cukup besar. Nadya tersenyum dan berkaca-kaca melihat video itu. Air matanya tidak terbendung ketika ia mendengarkan voicenote dari Dirga, yang isinya.

"Hei Nadya, selamat ulang tahun sayang, saya cuman mau semua yang terbaik buat kamu. Maaf ya, kali ini cuman beberapa kado yang bisa nemenin kamu. Saya gak lupa ko, dan saya gak pernah ilangin kamu dari hati saya. Kamu inget takdir kan? Ya ini takdir Nadya. Meskipun saya masih sayang sama kamu dan pengen bareng-bareng kamu, tapi ya ini jalan harus kita lewatin. Tepatin janji kamu ya, kamu gak boleh sedih. Nadya, saya gak tau, waktu kamu denger ini saya dimana, tapi yang harus kamu tau, saya sayang kamu. Dan gak pernah ada yang lain. Selamat ulang tahun Nadya, saya sayang kamu, saya mau kamu bahagia."

Nadya menangis, ia bingung apa yang Dirga katakan, ia merasa dipermainkan. Ketika ia menangis, Sheila datang dan mengajaknya pergi ke suatu tempat. Disana tidak ada Dirga yang bisa Nadya lihat, ia hanya bisa membaca batu nisan bertuliskan nama kekasihnya 'Dirga'.

"Nad, maaf...ini permintaan Dirga, dia sakit Nad, tapi dia gak mau bikin kamu khawatir. Dia mau kamu bisa belajar hidup tanpa dia. Dia mau kamu bisa bahagia tanpa dia. Maafin aku Nad,  Aku dan Dirga sahabat sejak masuk SMA, dia minta bantuanku dan aku gak enak buat nolaknya. Sekarang kamu tau kan sesayang apa Dirga ke kamu? Sekali lagi, Maaf Nad...."


Nadya terdiam.
Ga, apa takdir itu sesakit ini? aku janji, kamu bakalan tetep punya ruang tersendiri. Maaf Ga, aku belum bisa jadi yang terbaik...dan makasih, kamu buat aku belajar banyak hal. Aku sayang kamu Ga, tenang ya disana.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cloudy With A Chance Of Sun